CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Kamis, 18 September 2008

Team teaching naik daun di era sertifikasi guru

Team teaching ramai dibicarakan dan diambil sekolah untuk memenuhi jam mengajar guru 24 jam. Bagaimana team teaching sebenarnya masih banyak yang meraba-raba, disini kami menyajikan bagaimanakah pola pembelajaran, manajemen kelas, evaluasi, job deskriptionnya team teaching. Tulisan ini kumpulan pendapat dari beberapa dosen yang sudah melaksanakan team teaching sejak lama. Semoga bermanfaat dan tolong diberi masukan.

Minggu, 14 September 2008

kalender


Myspace Photo Calendar

Welcome Myspace Comments
MyNiceSpace.com

Sabtu, 13 September 2008

Guru perlu berempati

Manusia diciptakan oleh Allah SWT selalu berbeda satu dengan lainnya. Dua bayi kembar yang menurut manusia sama persis ternyata masih ada perbedaannya. Itulah kemahabesaran Allah yang patut kita jadikan pedoman medan fenomena berpikir ilmiah. Keberdaan tersebut sudah selayaknya guru memahaminya, berempati pada keberdaan kondisi anak didik. Menurut Jung guru dan orang tua perlu memahami dan mampu mengembangkan anak didik sesuai dengan kondisi alamiyah anak didik, inilah yang disebut dengan uncoditional positif regard.
KTSP sudah menyaratkan guru membelajarkan anak didik dengan melihat kompetensi dasar materi. Bila ingin mengembangkan berilah mereka pengayaan yang sesuai dengan kemampuannya. Kompetensi dasar disusun dengan melihat standar kemampuan berpikir anak sesuai tingkat satuan pendidikan rata-rata di seluruh Indonesia. Menambahkan boleh saja, tetapi perlu ada batasanya jangan melebih kompetensi dasar di atas tingkat satuan pendidikan anak. Misalnya anak SD lebih arif dan bijaksana diberi materi pengayaan setingkat SD bukan SMP.
Uncoditional positif regard agak sulit dilasanakan guru di lapangan (saat pembelajaran), namun sebagai guru patut berempati (memahami) pada anak didiknya. Untuk bisa memiliki kepribadian uncoditional positif regard , berikut ini beberapa langkah sederhana yang perlu dilakukan guru:
1. Biasanyakanlah guru mengaasai materi yang diajarkan tanpa ada keragu-raguan. Guru akan mudah mengatur, merencanakan, memilih model, strategi pembelajaran dan mengelola kelas bila beban menguasai materi sudah bebas. Banyak guru emosinya terpancing oleh pertanyaan siswa yang tidak dipahami untuk menutupi kekuranganya atau memberikan tugas tidak terstruktur atau mengeluarkan siswa dari kelas gara-gara tidak mengerjakan pekerjaan rumah atau tidur/tidak memperhatikan pelajaran. Aneh kan, kesalahan sendiri ditimpakan pada orang lain.
2. Rencanakanlah pembelajaran seefektif mungkin dengan melihat kondisi anak didik. Guru dikenang anak didik akan kelihaiannya mengelola dan melaksanakan pembelajaran. Kita tidak usah memungkiri bahwa selama anak didik masih banyak yang mendapatkan ilmu melalui pembelajaran di kelas/di sekolah. Kompetensi paedagogik disini benar-benar dituntut legitimasinya oleh pendidikan dan layak disebut sebagai profesi pendidik. Layak tidaknya guru mengajar di kelas sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Bila perlu guru-guru di sekolah pada saat liburan tahun ajaran atau awal tahun pelajaran dibudayakan bermusyawarah menyusun dan merencanakan pembelajaran sebaik-baiknya. Saat mulai mengajar sudah siap melaksanakan skenario pembelajaran. Team teaching perlu dikembangkan seoptimal mungkin baik di perencanaan, pelaksanaan, maupun refleksi . Kesempurnaan skenario menyebabkan guru lebih mengutamakan keterlangsungan dan kualiatas pelaksanaan pembelajaran, sehingga anak didik akan terkondisikan sebaik-baiknya.
3. Biasakanlah untuk mencatat keterlaksanaan dan kekurangan yang muncul saat pelaksanaan pembelajaran di buku harian guru. Jurnal guru yang selama ini diisi guru bisa dikembangkan sendiri menjadi buku harian guru. Catatan-catan itu akan mengurangi rasa ego guru di kelas, sebab fokus yang dicatat berkenanaan keterlaksaan dan kekurangan pelaksanaan pembelajaran baik dari segi guru maupun anak didik. Catatan itu selanjutnya dipergunakan guru bersama team teachingnya melakukan refleksi .
4. Berpikirlah secara sederhana, bahwa anak didik bukan robot yang selalu mengikuti perintah atau program kita. Apa yang kita ajarkan akan diterima berbeda oleh setiap anak didik sesuai dengan kemampuannya. Contoh yang saya alami, saat mengajar di SMA materi biologi tentang reproduksi dengan segala resiko kekebasan seks yang tidak bertanggung jawab baru dipahami oleh anak didik saat akan mau menikah. Tugas guru sebagai pengajar sampaikan saja ilmunya tidak perlu memaksakan kehendak.
5. Sajikan materi sebaik-baiknya, semudah-mudahnya dan berilah caranya belajar biologi misalnya dengan baik. Anak didik akan senang dengan mata pelajaran bila guru mampu memberikan dan menunjukkan bahwa materi ini mudah dipelajari. Beginilah cara belajarnya dan senangkan saat belajar. Anak malas belajar, tidak mengerjakan PR/tugas, mengganggu pelajaran rata-rata disebabkan oleh tidak senang, tidak mengerti dan tidak tahu cara belajarnya. Bila guru mampu melaksanakan ini, saya menjamin tidak akan ada anak didiknya yang bosan pada pelajarannya. Ini akan memotivasi anak didik belajar tanpa paksaan.

Semoga kajian tulisan ini akan bermanfaat bagi guru, dan alangkah baiknya materi ini menjadi bagian dari pendidikan dan latihan guru-guru. Semoga bermanfaat bagi pembentukan generasi penerus yang berkualitas.

Karakteristik Materi Biologi

Materi Biologi memiliki karakteristik yang sederhana untuk dipelajari. Tidak perlu takut belajar biologi atau mengajar biologi. Selama ini banyak yang berasumsi bahwa biologi pelajaran hapalan mulai istilah asing berupa bahasa latin sampai pada bacaan sekian banyak dan bukunya tebal-tebal. Tidak heran bila biologi dalam kelompok IPA agak di nomor duakan, maksudnya anak sekolah merasa kebingungan bila tidak bisa fisika daripada biologi. Untuk ini coba perhatikan karakteristik biologi berikut:
1. Istilah asing biologi menggunakan bahasa latin. Bahasa latin hampir mirip bahasa Indonesia, hurufnya sama cara melafalkannya tidak seperti bahasa Inggris. Huruf a pada bahasa latin juga dibaca a seperti bahasa Indonesia. Jadi cara mudah membaca istilah latin di biologi dengan membaca secara benar, bila sudah benar maka akan mudah mengingatnya. Dicoba ya biar cepat bisa.
2. Bacaan yang berlembar-lembar di materi biologi bisa disiasati dengan mencari pokok pikiran utama bila pelajaran bahasa Indonesia. Dari pokok pikiran itu dikembangkan sendiri dengan kalimat sendiri tanpa merubah makna materi atau konsep. Biar tidak ada salah konsep silahkan dicocokan lagi dengan materi biologinya. Anggap saja seperti bercerita si kancil atau si kura-kura. Lebih baik lagi bila mau berkelompok untuk saling berbagi cerita. Biologi kan identik makhluk hidup, jadi belajarlah bersama makhluk hidup lainnya yang sejenis.
3. Gambar-gambar di materi biologi selalu menghiasi sajian di buku, lks, ataupun artikel. Gambar-gambar itu tidak perlu dihapalkan, tetapi coba digambar ulang dengan gambar skema sederhana, tetapi tidak merubah konsepnya. Gambarlah berulang-ulang, akhirnya akan hapal juga. Contoh gambar sel coba digambar ulang dengan membuat sketsa sederhana dan tunjukkan mana inti selnya, lisosomnya, mitokondrianya, dst. Tidak perlu takut salah, salah satu sikap ilmiah adalah berani melakukan eksperimen. Ingat kebenaran ilmiah kan kebenaran relatif, artinya kebenaran akan selalu diupdate sesuai hasil penemuan yang baru.
4. Bila sudah membaca masih sulit memahaminya, silahkan coba buat pertanyaan tentang materi yang belum bisa dipahami. Dari pertanyaan itu carilah jawabannya, semakin banyak menemukan kesulitan semakin cepat anda memahami materi biologi.
5. Biasakanlah membaca materi biologi satu unit bahasan sampai selesai, jangan berhenti sebelum satu unit selesai agar tidak muncul pemahaman yang salah.

Sekali lagi coba ikuti cara-car di atas tanpa ragu-ragu. Coba dan coba terus pantang putus asa, itulah kaidah sikap ilmiah dan putus asa ibarat orang mati sebelum berperang. Bila masih kesulitan silahkan hubungi kami lewat email: harsono.puji@yahoo.com